Sabtu, 31 Oktober 2015

Mukminun manakah...

⁠⁠⁠⁠⁠Sahabat Abdullah bin Umar pernah bertanya kepada Rasulullah, 
‘‘Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama?’’

Beliau menjawab, "Yang paling baik akhlaknya diantara mereka”.

Lalu bertanya lagi, ‘‘Mukmin manakah yang paling cerdas?’’.

Beliau menjawab:

أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ أَكْيَاسٌ

"Orang yang paling banyak mengingat mati dan Paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.”
(HR. Ibnu Majah)

Kenapa orang yang selalu mengingat mati dan mempersiapkannya dengan baik disebut Rasulullah sebagai orang yang cerdas?

Karena orang yang selalu mengingat mati adalah orang yang berpikir rasional dan berpikir jauh ke depan.

Dia menyadari bahwa kehidupan dunia hanyalah sesaat, sedangkan kehidupan yang kekal adalah di akhirat dan kehidupan yang kekal itu terjadi setelah kematian.

Diapun beramal sesuai dengan keyakinannya bahwa dunia adalah tempat menanam, sedangkan akhirat tempat menuai.

Hingga dia akan menanami kehidupan dunianya dengan kebaikan dan menghindari kemaksiatan didasari dengan keimanan kepada Allah SWT.

Dan keyakinan akan balasan Allah dengan pahala surga.

KESIMPULAN:

Orang yang cerdas menurut Rasulullah itu diantaranya sebagai berikut:

1⃣   Menundukkan hawa nafsu.

Orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya adalah orang yang cerdas.

Ia memahami bahwa nafsu jika dipenuhi begitu saja tanpa di kendalikan, maka akan mempunyai akibat negatif yang fatal.

Dalam hal ini, kecerdasan itu tidak diukur dengan tingkat pendidikan maupun intelektualitas semata.

2⃣   Banyak mengingat mati.

Orang yang memikirkan kematian dengan segala kaitannya, kemudian berusaha mempersiapkan diri untuk menjemput kematian itu, maka itulah termasuk orang yang cerdas (Akayyis), bukan sebaliknya.

3⃣   Beramal untuk Akhirat.

Hanya orang-orang yang cerdas (berakal) sajalah yang akan memikirkan kehidupan akhirat dan akan beramal untuk kebahagiaan di akhirat kelak,  dengan tidak melupakan kebahagiaan dunia yang telah dianugerahkan Allah kepadanya.

Sebagaimana firman Allah SWT.

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan Janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka (bumi) ini.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS.Al-Qashash: 77)

Akhirnya, marilah kita renungkan bagaimana kita memaknai tugas kita sebagai hamba Allah dalam kehidupan ini dan apa yang sudah kita siapkan sebagai bekal setelah kematian.

💬Sudah siapkah jika malaikat maut datang menjemput?
💬Sudahkah kita beribadah kepada Allah dengan sebaik-baiknya?
💬Sudah ringankah kita untuk menolong sesama?
💬Sudah optimalkah kita berbakti kepada orang tua?
💬Sudahkah kita menunaikan amanah, berkata jujur, bersikap adil, dan mengamalkan ilmu yang kita miliki?
💬Sudahkah kita menjauhi segala macam bentuk kemaksiatan, meninggalkan kecurangan,  menzhalimi orang lain dan berlaku curang demi meraih tujuan hidup kita?

Marilah kita memohon kepada Allah SWT. agar kita selalu diingatkan kepada kematian dan kehidupan akhirat.

Sehingga kita semakin bersemangat dalam beramal sholih.

Dan Allah menjadikan kita termasuk orang yang cerdas sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah Saw.
Aamiin yaa Robbal

Sumber : Milist

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas Kunjungannya, semoga bermanfaat untuk Kita Semua.

Salam,