Minggu, 23 Juli 2017

Mengapal AlQuran? ikuti anjuran ini...

Berikut ini mungkin bukan tips atau metode secara detail menghapal Qur'an, tapi point2 dari orangtua ananda Musa (hafidz cilik) dalam membimbing anaknya

1. Mushaf jangan diganti atau ditukar-tukar. Cukup satu mushaf untuk anak. Ini sepele, tapi ngaruh dari segi psikologis.

2. Pilih waktu-waktu yg tenang, misalnya bada shubuh. Musa sendiri bangunnya jam 2.30 dini hari. Mungkin kedengaran ekstrim, tapi jangan dilihat jamnya, karena ini semua berproses, kata Abu Musa. Ala bisa karena biasa. Jam 10 adalah waktu istirahat tidur siang hingga zuhur. Bada Zuhur lanjut hafalan.

3. Gak usah terlalu banyak tutorial dan referensi. Ciptakan metode sendiri, toh hanya anda yg tau apa yg membuat anda dan anak-anak anda nyaman. Banyak org memulai dari juz 30, tapi Musa dari juz satu. Menurut abu Musa, juz 30 lebih susah karena banyak ayat yg sama. Tapi tentu setiap orang beda-beda.

4. Ada pendapat, usia 4 tahun adalah waktu bermain, jangan dulu diajar baca tulis? Ini gak sepenuhnya benar, karena  Musa dan adik-adiknya usia 4 tahun justru sudah bisa baca tulis Alqur'an. Ini bukan soal IQ atau kemampuan intelejensi dari sononya. Ini semua karena dibentuk dengan didikan kedisiplinan. Waktu bermainnya pun tetap ada. Biasanya main di sore hari usai hafalan bada ashar.

5. Jam 7 pagi semua anak sudah mandi pagi dan wangi serta dandan rapi. Gak ke mana-mana, tapi duduk ngaji. Selalu biasakan anak fresh saat menghadap Alqur'an.

6. Tivi hanya untuk memutar VCD ngaji, channel tivi hanya untuk TV dakwah. Demikian pula gadget hanya buat murottal dan menonton ngaji, selebihnya gak boleh. Game virtual gak ada. Apakah anak-anak protes? Tidak. Banyak hiburan dan permainan pilihan yg lebih nyata secara fisik. Main rumah-rumahan, main hujan-hujanan, main pasir, dll. Sedapat mungkin libatkan atau luangkan waktu bermain bersama anak. Apakah pelajarannya hanya ngaji saja? Gak juga. Ayah Musa mengajarkan ilmu pengetahuan alam, sosial, matematika dan lain-lain secara homeschooling.

7. Muroja'a secara bertahap. Bada subuh, Zuhur, dan ashar, masing-masing surat yg berbeda. Karena bada isya waktunya panjang, maka di waktu ini diulang semua hafalan yg dibaca seharian. Tau gak, berapa jam yg digunakan Musa mempelajari Al-Quran dalam sehari? 10 jam! Tapi gak usah heran, apalagi dianggap militan, karena ini lagi-lagi butuh proses untuk sampai ke tahap itu.

8. Untuk huruf atau hafalan yg susah diingat, tulis dan tempel di setiap dinding yg sering dilalui (kecuali kamar mandi). Setiap ia lupa, jangan ingatkan dengan ayat tapi sebutkan atau tunjuk sesuai dindingnya, biarkan ia mengingat sendiri.

9. Rasa iba melihat anak pasti ada, tapi sebaiknya jangan kalah. Tanamkan bahwa ini kelak untuk mereka juga.

10. Harap pahala dan ingat dosa. Ini motivasi efektif jika hafalan mulai menurun.


11. Ibu adalah pemegang kendali di dalam rumah. Peran serta ibu menentukan baik dan tidaknya rumah, yg kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat, termasuk jika rumah diisi oleh lantunan dan tadabbur Alqur'an. Ummi Musa sendiri gak punya asisten, 5 anak dihandle sendiri, tapi tetap gak pernah absen dalam majelis taklim. Jangankan sakit sedikit, sudah mau pecah ketuban pun tetap semangat menghadiri taklim.

12. Timbulkan sifat qonaah dalam keluarga, meski kurang tapi tetap syukur. Abu Musa lebih banyak mengorbankan pekerjaan demi membimbing anak. Sedang ada kerjaan di luar atau di jalan pun ia masih bisa mengajar murojaa atau tes hafalan anak via telepon.
Copas dari salah satu yg hadir di salah satu acara talk show bersama Musa
Semoga bermanfaat :)

Sumber : Milis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas Kunjungannya, semoga bermanfaat untuk Kita Semua.

Salam,