ilustrasi : ustadzmuslim.com |
Kita sering dikejutkan
oleh berita duka yang datang silih berganti. Belum hilang rasa duka yang satu,
sudah datang berita duka yang lainnya. Belum selesai acara penguburan sahabat
yang kita sayangi, sahabat yang lain sudah menanti giliran dikubur. Seolah tak cukup,
ditampakkanlah pada kita rasa duka sahabat kita yang kehilangan ayah, ibu,
putra/putri, dan orang-orang yang sangat mereka cintai.
Entah hikmah apa yang
ingin Allah sampaikan dengan rentetan peristiwa duka itu. Apakah karena jiwa
dan hati kita sudah terlalu keras sehingga tidak cukup tergetar jika diingatkan
hanya dengan satu peristiwa kematian saja ? Ataukah karena hati kita sudah mati
dari menerima nasihat kematian ? Naudzubillah…
Jika merujuk data CIA World Factbook 2011,
ternyata rata-rata usia harapan hidup bangsa kita hanya berkisar 70 tahun (pria
68 tahun, wanita 73 tahun), nampaknya sebagian besar dari kita telah melampaui
separuh perjalanan usia hidupnya. Padahal, dari sekian tahun yang telah kita
lalui tersebut terasa begitu cepat, itu artinya sisa masa yang kita lalui pasti
akan terasa lebih cepat lagi.
Barulah kita sadar bahwa ternyata kematian
itu begitu dekat, tanpa terasa tiba-tiba kematian sudah berada di depan
mata. Hidup kita di dunia memang sangat singkat, sebagaimana kalam-Nya, “Kamu
tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, jika kamu sungguh mengetahui”.
Wahai diri, jika engkau mengetahui bahwa
kematian adalah suatu hal yang pasti, lantas apa yang sudah engkau persiapkan?
Jika engkau tahu bahwa kematian bisa datang menjemputmu kapan saja, lantas
mengapa engkau masih sibuk dengan urusan duniamu ? Jika engkau tertarik untuk
mengkonversi pencapaianmu duniamu dengan balasan kebaikan akherat, lantas
mengapa engkau justru bersikap sebaliknya dengan menukar akheratmu untuk dunia?
Engkaupun sudah mengetahui bahwa setiap pikiran, ucapan dan perbuatan pasti
akan dibalas, tidak cukupkah itu membuatmu untuk lebih berhati-hati dengannya ?
Ya Allah, Dzat yang Maha Pengasih lagi Penyayang, kami memohon karunia-Mu akan
kejernihan hati dan kebaikan dunia-Mu. Kami juga memohon perlindungan-Mu dari
kebodohan diri dan keburukan dunia-Mu. Ya Allah, kabulkanlah permohonan kami,
hanya kepada-Mu harapan kami gantungkan, wahai Dzat penuai segala hajat seluruh
makhluk.
Sahabats yang baik hatinya, terima kasih
sudah berkenan ikut mendengarkan nasihat ini. Mohon maaf jka tulisan ini
mengganggu aktifitas kerja rekans serta semua ketidak-nyamanan akibat postingan
yang sejatinya ditulis untuk nasihat, peringatan dan muhasabah bagi diri
sendiri ini. Wallahu maufiq.
(Makassar,
23 Nopember 2012)
sumber : Email Kiriman Trisno Mei
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas Kunjungannya, semoga bermanfaat untuk Kita Semua.
Salam,